Dokter merupakan salah satu bagian penting dari perawatan medis di seluruh dunia. Namun seiring dengan perkembangan zaman maka tuntutan terhadap dokter terkait sangkaan kelalaian medik juga semakin meningkat. Hal ini dapat mengakibatkan risiko terjadinya defense medicine di dunia kedokteran Indonesia juga menjadi meningkat.

Sehubungan dengan hal tersebut maka Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) sebagai organisasi berhimpunnya profesi dokter di Indonesia memiliki kewajiban untuk memberikan perlindungan proteksi agar para dokter dapat menjalankan profesinya dengan nyaman melalui Program Proteksi Dokter Indonesia. Program ini merupakan kerjasama antara PB IDI, PT. Asuransi Asei Indonesia, PT. Asuransi Jiwasraya dan Primer Koperasi Ikatan Dokter Indonesia dimana telah dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MOU) bersama pada tanggal 10 Maret 2015.

Menindaklanjuti hasil MOU tersebut maka pada tanggal 27 Agustus 2015 diselenggarakan kegiatan Grand Launching Program Proteksi Dokter Indonesia di Hotel Aryaduta Jakarta. Program ini akan memberikan 3 (tiga) manfaat antara lain proteksi tanggung gugat kelalaian medik, santunan kematian dan tabungan nilai tunai. Melalui kerjasama ini diharapkan dokter akan mendapatkan perlindungan yang baik untuk kepentingan hari tua maupun risiko tugas profesi sebagai dokter sehingga dokter dapat bekerja lebih tenang dan professional. ” Ciptakan Rasa Aman Anda dengan Proteksi Dokter”.

Acara diawali dengan sambutan. Sambutan pertama disampaikan oleh Ketua Umum PB IDI – Dr. Zaenal Abidin, SH, MH. Dalam sambutannya Dr. Zaenal mengatakan,  agar kerjasama ini diharapkan agar para dokter mendapatkan perlindungan yang baik dalam melaksanakan tugas profesinya.

Dr. Zaenal dalam sambutannya juga menyinggung tentang bagaimana teman-teman dari BHP2A PB IDI yang berkunjung ke daerah dalam rangka untuk membela dokter (sejawatnya)  itu kadang-kadang mengeluarkan dana sendiri hanya bertujuan untuk membela dokter (sejawat)  di daerah.

“Selain itu seperti kasus yang cukup besar di Manado yaitu kasus Ayu dkk tahun lalu, sehingga dokter-dokter mengumpulkan dana untuk membantu mereka, saya berfikir inii tidak efektif,” ujar Dr. Zaenal.

Ini perlu upaya protekfi secara gotong royong, tegas Zaenal. “Yaitu salah satunya, saya berbicara dengan Koperasi IDI,  agarkita buat dan cari jalan membuat proteksi dokter secara gotong royong,” tutur Zaenal lagi.

“Sehiingga dicarilah Asuransi yaitu berupa tabungan proteksi dan sekalian menabung,” tegas Zaenal lagi. Karena nantinya, katanya kalau dokter itu tidak bisa lagi berpraktek, masih ada dana yang tersimpan untuk jaminan hari tuanya, untuk digunakan apa saja terserah. Mudah-mudahan kedepan ini membawa kebaikan bersama. “Tentunya baik para dokter, anggota IDI dan juga baik bagi pihak asuransi yang bekerjasama dengan kita,” ujar Zaenal.

Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Direktur PT. Asuransi ASEI Indonesia yang disampaikan oleh Bapak Baduz Zaman dan dilanjutkan dengan sambutan Direktur Keuangan PT Asuransi Jiwarraya – Bapak Hari Prasetyo.

Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan tentang “Program Proteksi Dokter Indonesia” yang disampaikan oleh Dr. Dien Kurtanty, MKM dan DR. Dr. H.N. Nazar, SpB, M.Kes.

Dilanjutkan lagi dengan penyerahan PKS dari Asuransi ke Ketua PB IDI dan penyerahan sertifikat dari Ketua Umum PB IDI kepada Peserta pertama PPDI.

Kemudian dilanjutkan dengan Diskusi yang dimoderatori oleh Dr. Dien Kurtanty MKM.

error: Content is protected !!