KOMPAS.com – Jumlah kasus kejahatan cenderung terus meningkat. Modusnya juga semakin beragam. Menghadapi kondisi ini, keberadaan dokter forensik sangat penting. Dengan keahliannya, seorang dokter forensik dapat membantu membuka tabir di balik kematian seseorang.
Sayangnya, jumlah dokter forensik di Indonesia masih jauh dari ideal. Belum semua rumah sakit umum daerah di Indonesia memilki jumlah dokter ahli forensik yang cukup.
“Sekarang mungkin cuma ada sekitar 100an. Jumlah ini sebetulnya sudah meningkat dibanding tahun sebelumnya,” kata pakar forensik dr. Abdul Mun’im Idries Sp.F pada peluncuran buku X-Files : Mengungkap Fakta Kematian Bung Karno Sampai Munir di Jakarta pada Kamis (27/6/2013) di Kampus UI Depok.
Padahal, menurut Mun’im idealnya terdapat 2 sampai 5 dokter spesialis forensik di setiap propinsi. Dokter tersebut menempati unit forensik yang ada di rumah sakit daerah seluruh Indonesia. Jumlah tersebut menurut Mun’im, sepadan untuk menangani pemeriksaan korban kejahatan di setiap propinsi.
Kedudukan dokter forensik sangat penting untuk menentukan sebab kematian korban. Setelah diketahui penyebab, polisi dapat menindaklanjuti dengan mencari metode, motif, serta pelaku tindak kejahatan.
Dalam sesi diskusi, Mun’im menyebutkan keberadaan dokter forensik dapat membuka tabir kematian, yang kadang luput dari perhatian.
“Dalam kasus AA (Antasari Azhar-red) misalnya. Saat itu korban (Nasruddin) bukan ditembak 2 kali, meski ditemukan 2 proyektil. Ilmu memungkinkan diketahui korban hanya sekali ditembak,” katanya.
Hal yang sama terjadi pada kasus kematian aktivis HAM, Munir. Kasus ini terbilang langka karena menggunakan racun arsenik, yang tidak meninggalkan jejak. Gejala keracunan juga mirip diare, sehingga orang awam tidak mengetahuinya.
“Berbekal pengetahuan berapa lama racun bereaksi, kita tahu dimana tempat kejadian perkara (TKP) dan bagaimana racun tersebut bisa masuk,” kata Mun’im.
Keberadaan dokter forensik membantu polisi menguak penyebab kematian korban. Hal ini juga membantu keluarga korban dalam mencari keadilan. Mun’im berharap jumlah dokter forensik bisa terus meningkat. Jumlah dokter yang cukup, memungkinkan tiap kasus kematian karena kejahatan bisa tergarap sempurna.
“Apalagi, saat ini sebagian besar dokter forensik adalah wanita,” ujarnya.