Indomedica Expo dan Seminar Urun Rembug merupakan kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan oleh PB IDI sejak tahun 2008. Kegiatan yang awal merupakan peringatan terhadap se-abad Kebangkitan Nasioanl dan pencanangan Hari Bakti Dokter Indonesia. Untuk tahun 2013 ini kegiatan berlangsung selama 4 hari yaitu dari tanggal 26 hingga 29 Agustus 2013. Untuk seminar Urun Rembugnya sendiri berlangsung 26 – 28 Agustus 2013 di JI Expo Kemayoran Jakarta.
Pada pembukaan Urun Rembug tersebut diawali dengan menyanyikan Indonesia Raya dan Hymne IDI yang dinyanyikan oleh mahasiswa Kedokteran Univeresitas Islam Negeri (UIN) Jakarta serta dilanjutkan sambutan-sambutan. Sambutan pertama disampaikan oleh Ketua Panitia Dr. Mahesa Paranadipa, MH.
Kemudian dilanjutkan dengan sambutan Ketua Umum PB IDI, Dr. Zaenal Abidin, MH. Dalam sambutannya Ia mengatakan, bahwa Urun rembug nasional dan Indomedica Expo digagas sebagai bagian dari peringatan Seabad Kebangkitan Nasional dan Seabad Kiprah Dokter Indonesia 2008 lalu. Urun rembug dimaksudkan untuk membahas berbagai kebijakan kesehatan dan kebijakan lain yang berkorelasi kesehatan. Sedang Indomedica Expo dimaksudkan agar bangsa Indonesia dapat memamerkan pencapaian terbaiknya di bidang kesehatan dan kedokteran. Mulai dari bidang pendidikan, SDM kesehatannya (dokter, bidan, perawat, dll), rumah sakit atau klinik, laboratorium, obat-obatan, alat kesehatan, dst. “Pameran ini penting agar masyarakat Indonesia tahu apa saja kelebihan dan pencapaian terbaik sektor kesehatan di negerinya. Untuk membuktikan kepada rakyat dan dunia bahwa sektor kesehatan Indonesia tidak ketinggalan dari negeri lain. Rakyat dan masyarakat Indonesia selalu menanyakan dan selalu ingin tahu bukti nyatanya,” ujar Zaenal.
Pada akhir sambutannya Zaenal juga menegaskan, bahwa cita-cita keadilan dan kemakmuran sebagai tujuan akhir dari revolusi Indonesia, hendak diwujudkan dengan jalan mensinergikan demokrasi politik dengan demokrasi ekonomi, melalui pengembangan dan pensinergian pranata-kebijakan ekonomi dan pranata kebijakan sosial yang berorientasi kerakyatan, keadilan dan kesejahteraan.
Wacana penataan kebijakan ekonomi dan sosial yang berorientasi kerakyatan, keadilan dan kesejahteraan inilah yang kemudian menjadi alasan mengangkat tema urun rembug nasional dan indomedica expo 2013; “Bersama mewujdukan pelayanan kesehatan yang berkeadilan di negeri berdaulat.” Tentu saja wacana ini lebih terkonsentrasi kepada sektor kesehatan, mulai dari soal bagaimana menata dan mensinergikan pendidikan, pelayanan, pembiayaan kesehatan dalam suatu kesisteman. Untuk kemudian mendorong terwujudnya pembangunan nasional yang mengarus-utamakan pembangunan kesehatan.
Pembangunan kesehatan merupakan upaya sistematis dan sinambung dari Negara guna melahirkan manusia-manusia Indonesia yang sehat.. Manusia Indonesia yang sehat adalah investasi tertinggi nilainya. Tak ada satu pun Negara maju bila sumber daya manusianya lemah dan sakit-sakitan.
Dalam hal pelayanan kesehatan, baik perorangan maupun masyarakat (publik), ketersediaan dan ketercukupan dukungan pendanaan sangat penting dan menentukan. Baik dana itu bersumber dari iuran perorangan penduduk (BPJS) maupun dana publik yang berasal dari APBN (5%) dan APBD (10%) sebagaimana yang menjadi amanat UU Kesehatan.. Kehadiran pendanaan kesehatan dari iuran penduduk ( BPJS) tentu tidak diharapkan akan menghilangkan kewajiban pemerintah (Negara) untuk memenuhi anamat UU.
Sambutan berikutnya disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Bapak DR. H.R. Agung Laksono. Dalam sambutannya Bapak Menko Kesra menyambut baik diselenggarakannya kegiatan ini,
Menko Kesra juga mengharapkan agar pertemuan ini merupakan media komunikasi dan diskusi yang membahas isu-isu strategis terkini di dunia kedokteran dan membahas berbagai permasalahan kesehatan nasional yang mengemuka dan perlu ditindaklanjuti bersama.
“Kita pahami untuk mewujudkan suatu layanan primer yang berkualitas dan terkelola dengan baik, perlu didukung oleh sumber daya manusia berkualitas, fasilitas dan infrastruktur kesehatan yang memadai, regulasi yang pro rakyat dan peran aktif kalangan professional,” tutur Agung.
Menko Kesra berharap pada pertemuan ini agar semua diskusi bersifat konstruktif dan meningkatkan dan mengembangkan kompetensi dokter dalam rangka menjalankan perannya sebagai Inspirator dan Inovator pada pelaksanaan Jaminan Kesehatan Januari 2014.
Selain itu Agung juga berharap agar para dokter sebagai pelaksana pembangunan kesehatan yang berkeadilan didukung oleh berbagai regulasi agar mampu bekerja secara optimal. Selanjutnya yang merata sangat diperlukan oleh masyarakat luas, terutama pada saat implementasi UU BPJS kesehatan. “Saya mendorong agar peningkatan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan primer yang berkualitas dan berkeadilan terus didukung oleh para dokter berkualitas yang berperan innovator, perencana, pelaksana dan pengendalian pelayanan kesehatan primer bermutu,” ujar Agung.
Dalam sambutannya juga Menko Kesra meminta kepada PB IDI, diharapkan mampu melaksanakan tugasnya yang mulia ini secara optimal dan menjadi mitra strategis pemerintah untuk membangun dan melaksanakan sistem kesehatan nasional.
Pada akhir sambutannya, Menko Kesra mengatakan melalui Seminar Urun Rembug Nasional ini, perlu diketahui bahwa tantangan pelaksanaan perwujudan kesejahteraan rakyat di bidang kesehatan yang harus diselenggarakan adalah:
Pertama, penyempurnaan Sistim Kesehatan Nasional Paripurna yang saat ini belum berjalan efektif.
Kedua, Mengurangi kesenjangan derajat kesehatan karena masih terjadi disparitas kesehatan antara provinsi, meskipun secara nasional derajat kesehatan masyarakat telah meningkat.
Ketiga, kinerja pelayanan kesehatan terutama promotif dan preventif dinilai harus mampu menjawab tuntutan masyarakat dan tantangan global dengan dilaksanakannya standarisasi pelayanan kesehatan primer dan sistim rujukan medik yang berkualitas.
Keempat, perbaikan perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat.
Kelima, memperluas pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan primer dengan memperkuat peralatan kesehatan, menambah tenaga medik dan para medik serta mengatur distribusi dokter secara proposional khususnya di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan.
Keenam, meningkatkan sinergi dan menggali sumber pendanaan untuk mendukung pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. Jamkesmas mulai 1 Januari 2014 sudah beralih ke BPJS. Namun Jamkesda di daerah tetap berjalan sampai dengan 2016, setelah itu terintegrasi ke BPJS.
Untuk itu diharapkan menjadikan Seminar Urun Rembug Nasional ini sebagai momentum bagi para pelaku kemanusiaan dengan meningkatkan perannya sebagai penyembuh (agent of treatment), mampu merubah paradigm kesehatan menuju yang lebih baik (agent of change) dan menjadi pilar pembangunan berwawasan kesehatan (agent of development), yang professional dan bertaraf internasional yang tidak membeda-bedakan masyarakat yang memerlukan jasa pelayanan dokter.