143323_operasits

SEMARANG, suaramerdeka.com – Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Indonesia (Ikabi) berkomitmen membantu pemerintah dalam mengisi kekosongan dokter ahli bedah di daerah tertinggal dan kepulauan terluar, menyusul masih terkonsentrasinya ribuan dokter spesialis tersebut di Pulau Jawa.

Ketua Ikabi Prof DR Dr Paul Tahalele FCTS mengungkapkan, saat ini jumlah dokter bedah di Indonesia mencapai 3.700 orang dan hampir sebagian besar berpraktek di Pulau Jawa.

”Ikabi menyediakan diri sebagai sukarelawan daripada harus diisi dengan orang asing. Kami berharap Kementerian Kesehatan bisa memperhatikan hal tersebut karena selain dokter bedah, spesialis anestesi juga sangat kurang padahal keduanya sangat dibutuhkan,” ujar Prof Paul di sela The 19th Annual Scientific Meeting of Indonesian Surgical Association di Crowne Plaza Hotel, Semarang, Kamis (22/8).

Wakil Menteri Kesehatan Prof dr Ali Ghufron Mukti MSc Ph.D yang hadir dalam kesempatan tersebut menjelaskan, sejak tahun 2008 memang sudah merekrut lewat beasiswa tugas belajar bagi sekitar 3.800 dokter spesialis.

Dari jumlah tersebut, dokter bedah mencapai sekitar 300-an orang dan selepas lulus para dokter ini akan ditempatkan kembali ke daerah asalnya.

”Sejak 2008 kita sudah lakukan perekrutan beasiswa dan sekarang sudah mulai bisa dipanen hasilnya, mudah-mudahan secepatnya bisa mengakomodir kekurangan yang ada di daerah khususnya wilayah terpencil,” terang Prof Ali Ghufron.

Dia menambahkan, untuk kebutuhan dokter umum diperkirakan masih terdapat kekurangan sekitar 12.000 orang.

Dengan rasio ideal 1 dokter melayani 2.500 pasien, diharapkan kekurangan tersebut bisa ditutup dari lulusan kedokteran yang setiap tahunnya bisa menghasilkan 5.000-7.000 lulusan berasal dari 73 fakultas kedokteran di seluruh Indonesia.

error: Content is protected !!