Jakarta – Hari ini Menteri Perdagangan Gita Wirjawan dan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi melakukan kunjungan ke Pasar Jaya Cibubur untuk pencanangan Pasar Aman dari Bahan Berbahaya.

Pemerintah mengakui, peredaran makanan yang mengandung bahan berbahaya seperti formalin, boraks, dan zat pewarna masih banyak terjadi. Nafsiah mengaku pusing akan hal ini.

Nafsiah mengatakan, makanan-makanan tersebut banyak dikonsumsi oleh masyarakat, yang akhirnya berujung pada penyakit berbahaya akan diderita. Nafisah menganggap makanan-makanan yang telah terkontaminasi tersebut adalah racun.

“Saya pusing sebagai Menteri Kesehatan. Semua rumah sakit penuh dengan gagal ginjal, biayanya sangat besar sekali. Penyebabnya apa, karena kita diracuni oleh saudara-saudara kita sendiri,” ujar Nafsiah saat acara tersebut, Jumat (19/4/2013).

Menurutnya, bahan berbahaya yang didapat produsen makanan boleh jadi dibeli dari pasar itu sendiri, yang kemudian diolah menjadi makanan dan dijual di pasar yang sama. Dia mengatakan, pengawasan terhadap bahan-bahan makanan berbahaya ini harus dilakukan secara ketat. Pengendalian ini harus dilakukan dari hulu ke hilir.

Di hulu, lanjut Nafsiah, harus ada pengendalian ekstra ketat di pasaran. Dia menyebutkan, kesadaran masyarakat untuk tidak menjual bahan berbahaya sembarangan harus ditingkatkan. Sedangkan di hilir, tak banyak yang bisa dilakukan.

“Kalau di hilir kita apa boleh buat, sudah terlambat. Kalau sudah gagal ginjal kita merepotkan Pak Jokowi. ‘Pak mana kartu Jakarta sehat’, beliau tanggung semua penyakit tapi pencegahan tidak dilakukan,” paparnya.

Ironisnya, makanan dengan bahan berbahaya inipun beredar di kalangan anak-anak yang bisa dijumpai di sekolahan-sekolahan. Menurutnya, hal itu merupakan kejahatan yang tidak bisa diampuni.

“Tega-teganya ada orang yang kasih racun dengan bahan bahan berbahaya ini. Tolong sampaikan jangan tunggu diawasilah,” tutupnya.

error: Content is protected !!